Orang-orang
dulu beranggapan bahwa mata manusia merupakan sumber cahaya dan cahaya yang
dipancarkan tersebut berfungsi seperti serabut peraba. Bila serabut peraba itu
mengenai suatu benda, maka akan nampaklah benda itu dalam penglihatan
manusia.
Namun,
beberapa abad kemudian anggapan orang-orang tersebut terpatahkan oleh pertanyaan
Aristoteles: Bila mata manusia memiliki serabut peraba, mengapa manusia tidak
dapat melihat suatu benda di tempat yang gelap? Berawal dari pertanyaan
tersebut, muncul pemikiran baru bahwa manusia bisa melihat bukan hanya karena
memiliki mata, namun juga karena adanya dukungan cahaya. Namun ternyata,
pemikiran baru tersebut juga tidak sepenuhnya benar. Faktanya, ada banyak juga
orang yang memiliki mata dan berada di tempat yang terang, namun tidak dapat
melihat benda - benda di sekelilingnya.
Pada
masa kini, para ahli berpendapat bahwa ada 3 syarat yang harus terpenuhi agar
orang dapat melihat suatu benda, yaitu:
1.
Cahaya yang dipancarkan oleh benda
yang menjadi obyek penglihatan manusia itu harus dapat memasuki bolamata.
2.
Sistem optis bolamata harus cukup
kejernihannya dan mampu memfokuskan cahaya tepat pada retina.
3.
Sel-sel conus (Reseptor) retina
harus mampu mengubah rangsangan cahaya menjadi impul syaraf dan meneruskanya ke
otak untuk diolah menjadi sensasi penglihatan. Karena pada hakekatnya
penglihatan itu terjadi bukan di bolamata, melainkan di otak.
Jadi,
bukan mata yang memancarkan cahaya, namun benda lah yang memancarkan cahaya atau
memantulkan cahaya.
Pada bab ini kalian akan mempelajari sifat-sifat cahaya,
system kerja mata kita dan mata serangga, serta cara kerja alat-alat optik.
A. Sifat-sifat Cahaya
Cahaya
merupakan gelombang elektromagnetik yaitu gelombang yang tidak memerlukan medium
untuk merambat. Sehingga cahaya dapat merambat tanpa memerlukan medium.
Cahaya
merambat dengan sangat cepat, yaitu dengan kecepatan 3 × 108 m/s,
artinya dalam waktu satu sekon cahaya dapat menempuh jarak 300.000.000 m atau
300.000 km. Cahaya memiliki panjang gelombang sekitar 380–750 nm (nanometer).
Setiap
benda yang memancarkan cahaya disebut sumber cahaya dan setiap benda yang tidak
dapat memancarkan cahaya disebut benda gelap.
Cahaya
mempunyai sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat cahaya banyak manfaatnya bagi
kehidupan.
1.
Cahaya merambat lurus
Saat
berjalan di kegelapan, kita memerlukan senter. Cahaya dari lampu senter arah
rambatannya menurut garis lurus. Atau ketika kita melihat cahaya matahari yang
menerobos masuk melalui genting. Kedua hal tersebut membuktikan bahwa cahaya
merambat lurus. Kegiatan yang dapat untuk membuktikan bahwa cahaya merambat
lurus adalah dengan menggunakan karton yang diberi lubang seperti gambar di bawah
ini. Ketika lobang karton disusun lurus kita dapat melihat cahaya lilin (gambar
a), namun ketika salah satu lobang digeser kita tidak bisa lagi melihat cahaya
tersebut (gambar b).
Percobaan: Cahaya merambat lurus
Sifat
cahaya yang selalu merambat lurus ini dimanfaatkan manusia pada pembuatan lampu
senter dan lampu kendaraan bermotor.
2. Cahaya dapat menembus benda bening
Bayangan: terbentuk karena cahaya terhalang benda
Amatilah
ketika kamu berjalan di bawah cahaya matahari. Ke mana pun kamu berjalan,
selalu diikuti oleh bayanganmu sendiri. Bayang-bayang tubuhmu akan hilang
ketika kamu masuk ke dalam rumah atau berlindung di balik pohon yang besar.
Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus suatu benda. Ketika
cahaya mengenai tubuhmu, cahaya tidak dapat menembus tubuhmu sehingga
terbentuklah bayangan. Begitu pula ketika cahaya mengenai rumahmu dan pohon
yang besar. Bayangan adalah daerah gelap yang terbentuk akibat cahaya tidak
dapat menembus suatu benda. Bayangan dibedakan menjadi dua, yakni bayangan
nyata dan bayangan maya. Bayangan maya (semu) adalah bayangan yang dapat
dilihat mata, tapi tidak dapat ditangkap pada layar, sedangkan bayangan nyata
adalah bayangan yang dapat ditangkap layar.
3.
Cahaya dapat dipantulkan (direfleksikan)
Setiap benda di sekelilingmu
bersifat memantulkan cahaya. Itulah yang menyebabkan benda tersebut dapat
terlihat. Beberapa permukaan benda bersifat memantulkan cahaya yang
mempunyai
panjang gelombang tertentu. Hal ini yang menyebabkan benda mempunyai warna yang
berbeda.
Meskipun hampir semua benda bersifat
memantulkan cahaya, tetapi hanya beberapa saja yang dapat memantulkan cahaya
secara sempurna. Permukaan benda yang memantulkan
cahaya
mempengaruhi karakteristik pemantulan. Ada dua macam pemantulan cahaya, yaitu:
1. Pemantulan baur
(difus)
Terjadi jika cahaya jatuh pada benda yang
permukaannya tidak rata atau kasar. Cahaya akan
dipantulkan ke segala arah tak tentu. Contoh sinar yang dipantulkan oleh batu,
kayu, dll.
2. Pemantulan
teratur
Terjadi jika cahaya jatuh ke benda yang
permukaannya rata atau halus.
Cahaya akan dipantulkan teratur kea rah
tertentu. Contoh sinar yang dipantulkan oleh cermin,
air yang jernih dan tenang, dll.
Pemantulan baur dan pemantulan teratur
Contoh
dalam kehidupan sehari-hari penerapan konsep pemantulan baur adalah peristiwa
pemantulan cahaya matahari yang mengenai
permukaan bumi, di mana permukaan bumi memiliki permukaan yang kasar (tidak
teratur). Pematulan baur inilah yang menyebabkan sinar matahari atau cahaya
matahari bisa sampai ke dalam ruangan rumah-rumah, walaupun rumah tersebut
berisi atap yang menghalangi cahaya matahari masuk ke dalam ruangan.
Berbeda
dengan pemantulan baur yang disebabkan karena cahaya mengenai benda yang
permukaan kasar, adapun seberkas cahaya yang jatuh pada permukaan halus, akan
dipantulkan dengan arah yang teratur. Pemantulan dengan arah yang teratur
disebut dengan pemantulan teratur, seperti gambar di bawah ini. Pemantulan
cahaya pada permukaan banda tidak sembarang, melainkan memiliki keteraturan
sesuai dengan hukum-hukum pemantulan. Contoh pemantulan jenis ini adalah
pemantulan pada cermin.
Hukum Pemantulan Cahaya
Pemantulan cahaya oleh benda yang
permukaannya rata/halus (misalnya cermin datar) mengikuti Hukum
Snellius, yaitu :
1) Sinar datang, sinar pantul, dan garis
normal (N) terletak pada satu bidang datar.
2) Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul
(r)
Sudut datang (i)
adalah sudut yang dibentuk antara sinar datang dan garis normal.
Sudut pantul (r) adalah sudut yang dibentuk
antara sinar pantul dan garis normal
Sudut
batas adalah sudut datang yang menyebabkan sudut bias 90o.
Contoh
pemantulan sempurna dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
- Terjadinya
fatamorgana
- Pemantulan oleh
prisma
- Terlihatnya
pelangi
- Kilauan cahaya
intan berlian
Fatamorgana dan fenomena jalan aspal
berair
Mungkin
ketika kalian melewati jalan yang beraspal pada siang hari, akan tampak di
kejauhan ada genangan air. Namun ketika mendekatinya, ternyata tidak ada
apa-apa. Mengapa itu bisa terjadi? Tampilnya genangan air khayal tersebut
adalah suatu jenis fatamorgana. Kata ‘fatamorgana’ diambil dari nama saudari
Raja Arthur, Faye le Morgana, seorang peri yang bisa berubah-ubah rupa.
Fatamorgana
ini terjadi karena permukaan jalan mendapat sinar Matahari dengan intensitas
kuat, sehingga ada perbedaan suhu udara yang cukup besar di dekat permukaan
jalan. Di dekat permukaan jalan aspal yang panas terdapat lapisan udara dingin.
Lapisan udara yang lebih dingin memiliki kerapatan lebih besar dari pada
lapisan udara yang lebih panas. Oleh karena itu, sinar Matahari yang datang
dari lapisan udara dingin menuju ke lapisan udara panas akan dibiaskan menjauhi
garis normal.
Seberkas
cahaya dari langit yang bergerak dari lapisan udara dingin ke lapisan udara
hangat dan lapisan udara panas secara berangsur dibiaskan menjauhi garis
normal, sehingga akhirnya dibelokkan ke atas ketika cahaya tersebut memasuki
lapisan udara panas di dekat permukaan jalan. Cahaya ini dibiaskan ke mata
seakan-akan cahaya ini datang dari permukaan jalan atau bahkan dari bawah
jalan. Karena itulah, mata kita melihat bayangan langit ini seperti genangan
air di jalan beraspal di depan kita.
4.
Cahaya dapat dibiaskan
Lakukan percobaan
sederhana berikut: ambil sebuah gelas bening kemudian isi dengan air. Masukkan
benda (misalnya pinsil) ke dalam gelas. Usahakan posisi pinsil tidak tegak
lurus. Amati gelas dengan posisi mata lurus dengan gelas. Pinsil seolah-olah
patah bukan? Mengapa demikian.
Jika cahaya melalui dua benda yang indeks bias berbeda,
misalnya udara dan air, maka cahaya tersebut akan mengalami pembiasan. Pembiasan
adalah pembelokan arah rambat cahaya, saat melewati dua medium yang berbeda
kerapatannya. Pembiasan cahaya dimanfaatkan manusia dalam pembuatan berbagai
alat optik. Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang
lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya cahaya
merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari zat yang
lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis
normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara.
Selain pada percobaan di atas, pembiasan cahaya juga sering
kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dasar kolam terlihat lebih
dangkal daripada kedalaman sebenarnya.
Hukum Pembiasan
1. Hukum I Snellius
a. Sinar datang dari medium kurang rapat menuju
ke medium yang lebih rapat dibiaskan mendekati
garis normal.
b. Sinar datang dari medium lebih rapat menuju
ke medium yang kurang rapat dibiaskan menjauhi
garis normal.
i = sudut datang
r = sudut bias
2. Hukum
II Snellius :
a. Sinar datang, garis normal dan sinar bias
terletak pada satu bidang datar.
b. Indeks bias relative medium 2 terhadap medium 1
adalah perbandingan kecepatan cahaya di medium1 dengan kecepatan cahaya
di medium 2. Atau dirumuskan:
5. Cahaya dapat diuraikan (didispersikan)
Cahaya putih seperti cahaya matahari termasuk jenis cahaya
polikromatik. Cahaya polikromatik adalah cahaya yang tersusun atas beberapa
komponen warna. Cahaya putih tersusun atas spektrum-spektrum cahaya yang
berwarna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Spektrum warna
yang tidak dapat diuraikan lagi disebut cahaya monokromatik. Cahaya putih dapat
diuraikan. Saat melewati prisma, cahaya putih akan mengalami dispersi
(penguraian). Contoh peristiwa dispersi cahaya yang terjadi secara alami adalah
peristiwa terbentuknya pelangi. Pelangi terbentuk dari cahaya matahari yang
diuraikan oleh titik-titik air hujan di langit. Cahaya matahari yang kita lihat
berwarna putih. Namun, sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya
berwarna.
Pelangi: Mahakarya Allah SWT
Kita juga dapat mengamati peristiwa dispersi cahaya pada
balon air. Kita dapat menggunakan air
sabun untuk membuat balon air. Jika air sabun ditiup di bawah sinar matahari,
kamu akan melihat berbagai macam warna berkilauan pada permukaan balon air
tersebut.
No comments:
Post a Comment