Beranda

Tuesday, 2 February 2021

MAKLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA (Interaksi Makhluk Hidup dan Lingkungannya: bagian 2)

 


Pada postingan sebelumnya telah dibahas komponen lingkungan dan satuan-satuan ekosistem dalam suatu lingkungan, kali ini kita akan bersama-sama belajar tentang  Interaksi Antarkomponen Pada Suatu Ekosistem dan Pola Interaksinya. Selamat belajar.

Interaksi Antarkomponen Pada Suatu Ekosistem

Di alam ini tidak ada satupun organisme yang dapat hidup sendirian. Setiap organisme selalu membutuhkan organisme lain. Adanya saling membutuhkan antara organisme satu dengan organisme lainnya menimbulkan interaksi. Bentuk interaksi yang sangat erat antara dua jenis makhluk hidup sehingga membentuk hubungan yang sangat khas disebut simbiosis. Dalam kehidupan, terdapat tiga bentuk simbiosis, yaitu simbiosis mutualisme, symbiosis komensalisme, dan simbiosis parasitisme

 

1. Interaksi Antara Komponen Biotik dan Abiotik

Dalam suatu ekosistem, komponen abiotik berpengaruh atau menentukan jenis makhluk hidup yang sesuai dengan lingkungannya. Sebaliknya, komponen biotik pun berpengaruh pada komponen abiotik.

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik). Kedua komponen tersebut berada dalam suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Secara alami ekosistem dalam keadaan seimbang.

Keseimbangan ini akan terganggu bila ada gangguan dari luar, seperti bencana alam atau campur tangan manusia. Komponen ekosistem tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling bergantung. Suatu komponen biotik yang ada di dalam ekosistem ditunjang oleh komponen biotik lainnya. Dalam ekosistem sering terjadi perubahan jumlah populasi tumbuhan, herbivora, dan karnivora (komponen biotik). Alam akan mengatur ekosistem sedemikian rupa sehingga perbandingan antara jumlah produsen dan konsumen selalu seimbang. Keseimbangan alam (ekosistem) akan terpelihara bila komposisi komponen-komponenya (komponen biotik maupun komponen abiotik) dalam keadaan seimbang. Untuk menjaga keseimbangan pada ekosistem, maka terjadi peristiwa makan dan dimakan. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan populasi suatu organisme. Peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dalam suatu ekosistem akan membentuk rantai makanan dan jaring-jaring makanan

 

 

2. Interaksi antarkomponen biotik

Semua makhluk hidup membutuhkan makanan. Makanan menyediakan energi dan senyawa penting untuk hidup. Tumbuhan menggunakan energi (dari matahari) dan zat-zat anorganik (senyawa kimia) yang berasal dari udara dan tanah di sekitarnya untuk membuat makanan. Hewan tidak dapat menghasilkan makanan sendiri seperti tumbuhan. Hewan mendapatkan energi dan zat kimia dari makanan. Hewan sangat bergantung pada tumbuhan untuk bertahan hidup.

 

a. Rantai makanan

 

Dalam suatu ekosistem terjadi peristiwa makan dan dimakan dalam suatu garis lurus yang disebut rantai makanan. Rantai makanan ini terjadi jika satu jenis produsen dimakan oleh satu jenis konsumen pertama, konsumen pertama dimakan oleh satu jenis konsumen kedua, dan seterusnya. Konsumen yang menjadi pemakan terakhir disebut konsumen puncak.

Rantai makanan terjadi di berbagai ekosistem. Diantara rantai makanan tersebut terdapat pengurai. Karena pada akhirnya semua makhluk hidup akan mati dan diuraikan oleh pengurai.



 b. Jaring-jaring makanan

 

Di alam ini produsen tidak hanya dimakan oleh satu jenis konsumen pertama. Tetapi, bisa dimakan oleh lebih dari satu jenis konsumen pertama. Satu jenis konsumen pertama bisa dimakan lebih dari satu jenis konsumen kedua dan seterusnya. Rantai makanan dapat berhubungan satu sama lain dan membentuk hubungan kompleks dan disebut jaring-jaring makanan.



c. Piramida makanan

Dalam ekosistem yang seimbang jumlah produsen lebih banyak daripada jumlah konsumen tingkat I, jumlah konsumen tingkat II lebih banyak daripada konsumen tingkat III, demikian seterusnya. Hal ini disebabkan oleh hilangnya energi pada setiap tingkatan makanan. Jika rantai makanan digambarkan dari produsen sampai konsumen tingkat tinggi, maka akan terbentuk suatu piramida makanan.

Setiap tingkatan organisme menempati tingkatan tertentu yang disebut tingkatan tropik. Tingkatan tropik tersebut dapat dihitung berdasarkan jumlah individu, biomasa, dan kandungan energinya. Perbedaan tingkat tropik dinyatakan dalam perbandingan luas yang disusun mulai dari tingkat tropik I sampai tingkat tropic tertinggi.


d. Arus energi

Tumbuhan sebagai produsen menghasilkan makanan berasal dari energi cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Energi cahaya matahari berpindah menuju produsen dalam bentuk makanan berupa karbohidrat. Jika tumbuhan dimakan oleh herbivora sebagai konsumen tingkat pertama maka energi yang terkandung dalam makanan akan berpindah dari produsen ke herbivor.

Setelah masuk dalam tubuh herbivor, energi kimia akan diubah menjadi energi panas dan gerak saat melakukan aktivitas dan sebagian tetap tersimpan dalam tubuh sebagai zat penyususun tubuh. Energi yang terkandung dalam amilum tidak semua dimanfaatkan oleh herbivor, ada sebagian energi yang hilang sebagai panas dan sebagian sebagai zat sisa. Hal demikian juga terjadi pada perpindahan energi dari herbivor ke karnivor. Dalam perpindahan energi tersebut selalu terjadi pengurangan energi. Perpindahan energi dari produsen ke konsumen ini disebut arus energi.



Pola Interaksi dalam Ekosistem

Setiap organisme tidak dapat hidup sendiri dan selalu bergantung pada organisme lain dan lingkungannya. Saling ketergantungan ini akan membentuk suatu pola interaksi. Pola interaksi ini terjadi antara komponen biotik dan komponen abiotik serta antara komponen biotik dan bioti

 

Interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup yang lain dapat terjadi melalui rangkaian peristiwa makan dan dimakan (rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan), maupun melalui bentuk hidup bersama, yaitu symbiosis

 

1. Simbiosis

 

Setiap makhluk hidup dalam suatu ekosistem akan berinteraksi dengan makhluk hidup lain. Interaksi ini dapat berupa hubungan saling menguntungkan, salah satu dirugikan atau hubungan interaksi lainnya. Hubungan antara dua makhluk hidup yang sangat erat ini disebut symbiosis.

Simbiosis merupakan bentuk hidup bersama antara dua individu yang berbeda jenis.

Ada tiga (3) macam simbiosis, yaitu simbiosis mutualisme, symbiosis komensalisme, dan simbiosis parasitisme. Simbiosis mutualisme merupakan suatu hubungan dua jenis individu yang saling memberikan keuntungan satu sama lain. Simbiosis komensalisme adalah hubungan interaksi dua jenis individu yang memberikan keuntungan kepada salah satu pihak, tetapi pihak lain tidak mendapatkan kerugian. Sedangkan simbiosis parasitisme merupakan hubungan dua jenis individu yang memberikan keuntungan kepada salah satu pihak dan kerugian pada pihak yang lain.

 

Contoh simbiosis mutualisme adalah antara jamur dan akar pohon pinus. Jamur mendapatkan makanan dari pohon pinus, sedangkan pohon pinus mendapatkan garam mineral dan air lebih banyak jika bersimbiosis dengan jamur.

Contoh simbiosis komensalisme adalah antara tanaman anggrek dengan pohon mangga. Tanaman anggrek mendapatkan keuntungan berupa tempat hidup, sedangkan pohon mangga tidak mendapatkan keuntungan maupun kerugian dari keberadaan tanaman anggrek tersebut.

Contoh simbiosis parasitisme adalah antara kutu rambut dan manusia. Kutu rambut memperoleh keuntungan dari manusia berupa darah yang diisap sebagai makanannya sedangkan manusia akan merasakan gatal pada kulit dikepalanya. 


2. Kompetisi (Persaingan)

Di dalam sebuah ekosistem juga terdapat kompetisi.  Kompetisi merupakan persaingan yang terjadi di antara 2 spesies. Kompetisi dibagi menjadi 2, yaitu intraspesies dan interspesies. Intraspesies adalah persaingan antara 2 spesies yang sama, misalnya kompetisi antar kuda nil untuk memperoleh pasangan. Sedangkan interspesies persaingan antara dua spesies yang berbeda. Misalnya persaingan antara kerbau dan kambing untuk mendapatkan rumput dalam sebuah ekosistem padang rumput.

 

3. Predasi

Predasi adalah interaksi antara mangsa dan pemangsa dalam sebuah ekosistem, interaksi ini menjaga keseimbangan jumlah pemangsa dan mangsa dalam sebuah ekosistem.

Contoh interaksinya adalah zebra dan singa di padang savana Afrika. Dengan adanya singa sebagai predator, singa berfungsi untuk mengontrol populasi zebra agar tidak terlalu banyak, sehingga zebra tidak mengalami ledakan populasi dan menggangu jalannya ekosistem.

 

4. Netralisme

Jika makhluk hidup berinteraksi tetapi tidak mengganggu satu sama lain, maka interaksi yang terjadi adalah netral. Mereka hanya hidup di dalam ekosistem yang sama, tidak ada persaingan dan mangsa-memangsa dalam interaksi ini.

Hubungan antara ayam dan kambing dalam suatu komunitas merupakan contoh interaksi netral.

 

5. Antibiosis

Antibiosis adalah interaksi antara makhluk hidup dimana makhluk hidup yang satu menghambat pertumbuhan makhluk hidup lainnya. Contohnya adalah jamur penicillium, jamur ini menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri sehingga tidak bisa berkembang biak di sekitarnya, jamur ini digunakan oleh manusia sebagai obat antibiotik dengan nama penisilin.


Untuk mendapatkan file dalam bentuk pdf untuk materi ini, silakan klik link berikut:

Makhluk Hidup dan Lingkungannya (bagian 1).pdf

No comments:

Post a Comment